Rabu, 28 Desember 2016

30.MASALAH JABAT TANGAN DIDEPAN ORANG SHALAT

MASALAH JABAT TANGAN DIDEPAN ORANG SHALAT
Pertanyaan
Assalamu'alaikum . Terjadi dipesantren kita, kadang-kadang ada yang salaman / mushafahah di hadapan orang yang sedang shalat. Sebenarnya bagaimana hukumnya
Jawaban

Wa'alikum salam Jabatan tangan sebagaimana pertanyaan hukumnyaharam. Seperti dalam keteranganTarsyihulMustafidin, hlm. 74
 _ _ )فصل فى صفة الصلاة( عبارتها : قوله و يحرم المرور الخ قال سم و يلحق بالمرور جلوسه بين يديه و مده رجليم و اضطجاعه تاه و مثله مديده لياخذ شيئا ع ش.و قوله لياخذ اي و نحوه كالمضافحة لمن فى جنب المصلى عند تحفة.وفى البحيرمي عن العزيزى انه من الكبائر المكلف العالم

29..mensucikan rambut yang rontok jatuh saat haid


Assalamu'alaikum wbt, smile emotikon Bagaimana caranya untuk mensucikan rambut yang rontok jatuh/disimpan saat mensucikannya bersama saat Bersuci setelah berHadast,,
 #mintailmunya.. smile emotikon
Jawaban
Wa'alaikum salam Seorang yang junub atau perempuan yang haid sebaiknya tidak memotong kuku, rambut atau anggota tubuh yang lainnya. Alasan dari haI ini dijelaskanoleh Imam al-Ghazalidan Abu Thalib al-Makky: وَلَا يَنْبَغِي أَنْ يَحْلِقَ أَوْ يُقَلِّمَ أَوْ يَسْتَحِدَّ أَوْ يُخْرِجَ دَمًا أَوْ يُبِيْنَ مِنْ نَفْسِهِ جُزْءًا وَهُوَ جُنُبٌ إِذْ تُرَدُّ إِلَيْهِ سَائِرُ أَجْزَائِهِ فِي اْلآخِرَةِفَيَعُوْدُجُنُباً وَيُقاَلُ إِنَّ كُلَّ شَعْرَةٍ تُطَالِبُهُ بِجِناَبَتِهَا "Tidak seyogyanyaseseorang mencukur rambut, memotong kuku, mencukur bulu kemaluannya atau membuang sesuatu dari badannya disaat dia sedang berjunub karena seluruh bagian tubuhnya akan dikembalikan kepadanya di akhirat kelak, lalu dia akan kembali berjunub. Dikatakan bahwa setiap rambut akan menuntutnya dengan sebab junub yang ada pada rambut tersebut."(Ihya Ulumaddin,2/325)
Namun ulama lain tidak sependapatperihal anggota tubuh dalam alasan tersebut. Imam al-Bujairimi, mengutip pendapat al-Qalyubi, menjelaskan bahwa anggota tubuh yang dikembalikan padanya di hari kiamat adalah anggota yang ada pada saat dia meninggal dunia, bukan yang telah terpotong sebelumnya. Al-Madabighi menambahkan bahwa kuku, rambut, dan semacamnyatidak dikembalikan menyatu dengan tubuh melainkan dikembalikan dalam keadaan terpisah. Disebutkandalam Hasyiyah Syarwani: قَوْلُهُ تَعُوْدُ إِلَيْهِ فِي الْآخِرَةِ) هَذَا مَبْنِيٌّ عَلَى أَنَّ الْعَوْدَ لَيْسَ خَاصًّا بِالْأَجْزَاءِ الْأَصْلِيَّةِ وَفِيْهِ خِلَافٌ ، وَقَالَ السَّعْدُ فِي شَرْحِ الْعَقَائِدِ النَّسَفِيَّةِ الْمَعَادُإنَّمَا هُوَ الْأَجْزَاءُ الْأَصْلِيَّةُ الْبَاقِيَةُ مِنْ أَوَّلِ الْعُمُرِ إلَى آخِرِهِ ع ش عِبَارَةُ الْبُجَيْرَمِيِّ فِيهِ نَظَرٌ ، لِأَنَّ الَّذِي يُرَدُّ إلَيْهِ مَا مَاتَ عَلَيْهِ لَا جَمِيعُ أَظْفَارِهِ الَّتِي قَلَّمَهَافِي عُمُرِهِ ، وَلَا شَعْرِهِ كَذَلِكَ فَرَاجِعْهُ قليوبي وَعِبَارَةُ الْمَدَابِغِي قَوْلُهُ لِأَنَّ أَجْزَاءَهُ إلخ أَيْ الْأَصْلِيَّةُ فَقَطْ كَالْيَدِ الْمَقْطُوعَةِ بِخِلَافِ نَحْوِ الشَّعْرِ وَالظُّفْرِ ، فَإِنَّهُ يَعُودُ إلَيْهِ مُنْفَصِلًا عَنْ بَدَنِهِ لِتَبْكِيتِهِ أَيْ تَوْبِيخِهِ حَيْثُ أُمِرَ بِأَنْ لَا يُزِيلَهُ حَالَةَ الْجَنَابَةِ أَوْ نَحْوِهَا انتهت ا هـ . "Ucapan Mushannif: anggota badan kembali kepada orang tersebut di akherat Ini adalah mengikuti pendapat bahwa anggota tubuh yang kembali tidak tertentu anggota-anggota tubuh yang asli. Didalam hal ini ada perbedaan.Berkata Imam Sa’ad didalam Syarah al Aqa’id an Nasafiyyah: “Yang dikembalikan adalah anggota-anggota tubuh yang asli yang masih ada mulai awal sampai dengan akhir umur. (‘AIN SYIIN /Ali Asy Syibramullisi). Ibarot Al Bujairami: Perlu dipertimbangkan dalam pendapat tersebut, karena anggota tubuh yang dikembalikan adalah adalah anggota yang ada pada saat dia meninggal dunia, bukan seluruh kuku yang dia potong selama hayatnya begitu juga bukan seluruh rambutnya.Coba cek kembali. Al Qalyubi. Ibarot al Madaabighi: Ucapan Mushannif “Karena anggota-anggota tubuhnya…dst” Maksudnya hanya anggota tubuh yang asli seperti tangan yang terpotong.Berbeda semisal rambut dan kuku, kalau yang ini akan kembali kepada orang tersebut terpisah dari tubuhnya sebagai teguran untuknya, dia diperintahuntuk tidak menghilangkannya disaat junub dan sebagainya." (Hasyiyah Syarwani, 1/284) . 

Memotong rambut dan menggunting kuku bagi wanita haid hukumnya makruh. Jika dikerjakantidak mendapat dosa. Adapun yg wajib di cuci setelah haid berhenti adalah tempat potongan rambut dan kuku bukan rambut dan kuku yg telah terpotong.jadi kalau sudah terlepas dari badan tidak perlu dicuci. An Aresma Shori >> 
Ta’bir dari kitab: 
1. Nihayatuzzain: 
 وَمَنْ لَزِمَهُ غُسْلٌ يُسَنُّ لَهُ أَلَّا يُزِيْلَ شَيْئاً مِنْ بَدَنِهِ وَلَوْ دَمًا أَوْ شَعَرًا أَوْ ظُفْرًا حَتَّى يَغْتَسِلَلِأَنَّ كُلَّ جُزْءٍ يَعُوْدُ لَهُ فِي اْلآخِرَةِفَلَوْ أَزَالَهُ قَبْلَ الْغُسْلِ عَادَ عَلَيْهِ الْحَدَثُ الْأَكْبَرُ تَبْكِيْتًا لِلشَّخْصِ 
"Barang siapa yang wajib mandi maka agar tidak menghilangkan satupun dari anggota badannya walaupun berupa darah atau kuku sehingga mandi, karena semua anggota badan akan kembali kepadanya di akherat. Jika dia menghilangkannya sebelum mandi maka hadats besar akan kembali kepadanya sebagia teguran kepadanya." (Nihayatuzzain, 1/31) 
 2. Fathul Mu'in: وَ ) ثاَنِيْهِمَا ( تَعْمِيْمُ) ظَاهِرُ ( بَدَنٍ حَتىَّ ) َاْلأَظْفاَرَ وَماَ تَحْتَهاَ وَ ( الشَّعْرَ ) ظَاهِرًا وَباَطِناًوَإِنْ كَثِفَ وَماَ ظَهَرَ مِنْ نَحْوِ مَنْبَتِ شَعْرَةٍ زَالَتْ قَبْلَ غَسْلِهاَ "Syarat yang kedua yaitu meratakan air pada seluruh anggota dzohir badan hingga kuku dan di bagian bawahnya, rambut bagian luar dan dalam, yakni tempat tumbuhnya rambut yang telah lepas sebelum mandi." (Fathul Mu'in, 1/31) 
 3. Hasyiyah Syarwani: 
 أَنَّ الْأَجْزَاءَ الْمُنْفَصِلَةَ قَبْلَ الْإِغْتِسَالِ لَا يَرْتَفِعُجَنَابَتُهَا بِغُسْلِهَا 
 "Bahwasanya anggota tubuh yang terpisah sebelum mandi, janabahnyatidak hilang dengan memandikannya." (Hasyiyah Syarwani, 1/84) 
Jika dalam keadaan menanggung hadas besar memang terdapat khilafiyah antar ulamak, terdapat keterangan dalam kitab fathul mu'in "dan sebaiknya tidak membuang rambut atau kuku (ketika menanggung hadas besar) ..... Karena kelak akan di kembalikan dalam keadaan kotor,
namun ada pula yg ber pendapat rambut dan kuku tidak berpengaruh (tidak di kembalikan) karna yg akan di kembalikan adalah jus2 yg pokok misal tangan, kaki dll, sedang rambut dan kuku tidak termasuk bagian pokok (jika di potong bisa tumbuh lagi) namun dalam menanggapi masalah seperti ini hendaknya kita mengambil pendapat yg paling berhati2 saja mohon di koreksi ustadz
4. Arju Ka 
tadz nambah dikit .. kalo emang udah terlanjur di potong , mka yg lbih baik ikut disucikan bersamaan dengan mandi besar , wakaupun tdak dianggap berdosa bila tdak melakukany. truz kalo perempuan yg lebih baik lgi stelah disucikan rambuty ditanam dalam tanah karna merupakan aurot bg prempuan . referensi ikut yg diatas ..
 

28. KETIKA SHALAT DAGU TERLIHAT BAGI WANITA

KETIKA SHALAT DAGU TERLIHAT BAGI WANITA

Zidnaa Ilmaa
Assalamu'alaikum bagaimana shalatnya cewek yang dagunya masih kelihatan, soalnya ni masih umum di masyarakat ?
Jawaban
>>Syamsul Mu'allim
 Khilaf,Tidak sah menurut Imam Syafi’i Sah menurut Imam Hanafi dan Maliki قرة العين بفتاوى إسماعيل زين ص 52 إن انكشاف ما تحت الذقن من المرأة في حال الصلاة والطواف يضرّ فيكون مبطلا للصلاة وللطواف وذلك لأنه داخل في عموم كلامهم فيما يجب ستره فقولهم عورة الحرة فى الصلاة جميع بدنها الا الوجه والكفين يفيد ذلك لأمور منها الإستثناء فانه معيار العموم ومنها قولهم يجب عليها ان تستر جزءا من الوجه من جميمع الجوانب ليتحقق به كمال الستر لما عداه فظهر بذلك أن كشف ذلك يضر ويعتبر مبطلا للصلاة ومثلها الطواف هذا مذهب سادتنا الشفعية وأما عند غيرهم كالسادة الحنفية والسادة المالكية فإن ما تحت الذقن ونحوه لا يعدّ كشفه من العورة مبطلا للصلاة كما يعلم ذلك من عبارات كتب مذاهبهم وحينئذ لو وقع ذلك من العاميات اللاتي لم يعرفن كيفية التقيد بمذهب الشافعية فإن صلاتهن صحيحة لأن العامي لا مذهب له وحتىمن العارفات بمذهب الشافعي إذا أردن تقليد غير الشافعي ممن يرى ذلك فإن صلاتهن تكون صحيحة لإن أهل المذاهب الأربعة كلهم على هدى فجزاهم الله عنا خير الجزاء . >>Melu imam Malik ra po2. Menurut beliau menutup aurat ketika shalat itu hanya sebatas anjuran, bukan wajib. ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﺤﺎﻭﻱ ﺍﻟﻜﺒﻴﺮ ﻣﺴﺄﻟﺔ : ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ، ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ : " ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﺇﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﺣﺮﺓ ﺃﻥ ﺗﺴﺘﺘﺮ ﻓﻲ ﺻﻼﺗﻬﺎ ﺣﺘﻰ ﻻ ﻳﻈﻬﺮ ﻣﻨﻬﺎ ﺷﻲﺀ ﺇﻻ ﻭﺟﻬﻬﺎ ﻭﻛﻔﺎﻩﺍ ، ﻓﺈﻥ ﻇﻬﺮ ﻣﻨﻬﺎ ﺷﻲﺀ ﺳﻮﻯ ﺫﻟﻚ ﺃﻋﺎﺩﺕ ﺍﻟﺼﻼﺓ " . ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻤﺎﻭﺭﺩﻱ : ﻭﻫﺬﺍ ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﺳﺘﺮ ﺍﻟﻌﻮﺭﺓ ﻭﺍﺟﺐ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻼﺓ. ﻭﻗﺎﻝ ﻣﺎﻟﻚ : ﺳﺘﺮ ﺍﻟﻌﻮﺭﺓ ﻣﺴﺘﺤﺐ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻼﺓ ، ﻭﻟﻴﺲ ﺑﻮﺍﺟﺐ ﻓﻤﻦ ﺻﻠﻰ ﻣﻜﺸﻮﻑ ﺍﻟﻌﻮﺭﺓ ﻭﻛﺎﻥ ﺍﻟﻮﻗﺖ ﺑﺎﻗﻴﺎ ﺃﻋﺎﺩ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻓﺎﺋﺘﺎ ﻟﻢ ﻳﻌﺪ ، ﻭﻛﻞ ﻣﻮﺿﻊ ﻳﻘﻮﻝ ﻣﺎﻟﻚ ﺃﻧﻪ ﻳﻌﻴﺪ ﻓﻴﻪ ﻣﻊ ﺑﻘﺎﺀ ﺍﻟﻮﻗﺖ ﻳﺮﻳﺪ ﺑﻪ ﺍﺳﺘﺤﺒﺎﺑﺎ ﻻ ﻭﺍﺟﺒﺎ ﻭﺍﺣﺘﺞ ﺑﺄﻧﻪ ﻟﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻭﺍﺟﺒﺎ ﻟﻐﻴﺮ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻟﻢ ﺗﺠﺐ ﻟﻠﺼﻼﺓ ﻛﺎﻟﺼﻮﻡ ، ﻭﺍﻟﺰﻛﺎﺓ ﻟﻤﺎ ﻭﺟﺒﺎ ﻟﻐﻴﺮ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻟﻢ ﻳﺠﺐﺍ ﻟﻠﺼﻼﺓ ﻭﻟﻢ ﻳﻜﻮﻧﺎ ﻣﻦ ﺷﺮﻁ ﺻﺤﺘﻬﺎ . ﻗﺎﻝ : ﻭﻷﻧﻪ ﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﻭﺍﺟﺒﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻟﻜﺎﻥ ﻟﻪ ﺑﺪﻝ ﻳﺮﺟﻊ ﺇﻟﻴﻪ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻌﺠﺰ ﻛﺎﻟﻘﻴﺎﻡ ﻭﺍﻟﻘﺮﺍﺀﺓ ﻓﻠﻤﺎ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻝﻩ ﺑﺪﻝ ﺩﻝ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﺑﻮﺍﺟﺐ ﻛﺎﻟﺘﺴﺒﻴﺢ ، ﻭﻫﺬﺍ ﻏﻠﻂ . Sumber :http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php 
… الكتب - كتاب الحاوي الكبير - كتاب الصلاة- الجزء رقم1 مسألة قال الشافعي رضي الله عنه وعلى المرأة إن كانت حرة أن تستتر في صلاتها حتى لا يظهر منها شيء إلا وجهها وكفاها فإن ظهر منها شيء سوى ذلك أعادت…
 library.islamweb.net

DISKUSI https://www.facebook.com/groups/303905596455956/permalink/533209323525581/
LINK TERKAIT https://www.facebook.com/groups/303905596455956/permalink/538114913035022/


 

27. mengembalikan istri yang ternyata sudah tidak perawan

mengembalikan istri yang ternyata sudah tidak perawan
pertanyaan

Assalamu'alaikum wr wb...

Ada pertanyaan via Inbox.
Maaf kang emang boleh ya kalau seumpama kita Nikah terus si Istri ternyata tidak perawan, lalu kita kembalikan kepada ortunya..?
Monggo di sutil.....
jawaban
wa’alaikumussalam wr.wb
Tidak boleh dikembalikan, karena bukan termasuk aib nikah yang menyebabkan khiyar, lagi pula tidak menghilangkan maksud dan tujuan nikah alias masih bisa dijimak
فإن شرط فيه خيار الشرط إلى ثلاث أبطله قولًا واحدًا في المذهب ولكن يدخل عقد النكاح الخيار بأسباب متفق عليها بين فقهاء المذهب وأسباب مختلف فيها بينهم. أولا: أسباب الخيار المتفق عليها ثلاثة 1- العيب. 2- التغرير. 3- العتق. العيوب المثبتة للخيار ثلاثة أقسام: القسم الأول: عيوب يشترك فيها الرجال مع النساء وهي ثلاثة: الجنون: وهو زوال الشعور من القلب مع بقاء الحركة والقوة في الأعضاء. فإذا وجد أحد الزوجين بالآخر جنونا سواء أكان مطبقا أم متقطع ثبت له الخيار، بخلاف الإغماء بسبب المرض فلا يثبت به خيار كسائر الأمراض، يلحق بالجنون الخبل والصرع. الجذام: وهو علة يحمر منها العضو ثم يسود ثم ينقطع ويتناثر، ويكون في أي مكان من الجسم لكنه في الوجه أغلب، ويرجع فيه إلى قول الأطباء. البرص: وهو بياض شديد يبقع الجلد ويذهب دمويته. هذا إذا كان كل من الجذام والبرص مستحكمين، بخلاف غيرهما من أوائل الجذام أو البرص، فلا يثبت به خيار. القسم الثاني: عيوب تختص بالرجال وهي اثنتان الجب: وهو قطع الذكر كله أو بعضه بحيث لم يتبق منه أقل من الحشفة، أما إذا كان الباقي منه قدرها بحيث يمكنه الإيلاج به فلا خيار بذلك.
القول فيما ترد به المرأة ويثبت الخيار للرجل ثم شرع في مثبتات الخيار بقوله: (وترد المرأة) بالبناء للمفعول، أي يثبت للزوج خيار فسخ نكاحه. (بخمسة عيوب) أي بواحدة منها، وإن أوهمت عبارته أنه لا بد من اجتماعها، أشار إلى الاول بقوله: (بالجنون) وإن تقطع وكان قابلا للعلاج. والجنون زوال الشعور من القلب مع بقاء الحركة والقوة في الاعضاء. واستثنى المتولي من المتقطع الخفيف الذي يطرأ في بعض الزمان، وأما الاغماء بالمرض فلا يثبت به خيار كسائر الامراض، ومحله كما قاله الزركشي فيما تحصل منه الافاقة كما هو الغالب. أما الميئوس من زواله فكالجنون كما ذكره المتولي، وكذا إن بقي الاغماء بعد المرض فيثبت به الخيار كالجنون وألحق الشافعي الخبل بالجنون. والصراع نوع من الجنون كما قال بعض العلماء. (و) الثاني (الجذام) وهو علة يحمر منها العضو ثم يسود ثم يتقطع ويتناثر. ويتصور ذلك في كل عضو، لكنه في الوجه أغلب (و) الثالث (البرص) وهو بياض شديد يبقع الجلد ويذهب دمويته، هذا إذا كانا مستحكمين بخلاف غيرهما من أوائل الجذام والبرص لا يثبت به الخيار كما صرح به الجويني، قال: والاستحكام في الجذام يكون بالتقطع، وتردد الامام فيه وجوز الاكتفاء
 

26. SELAYANG PANDANG SEJARAH BERDIRINYA PON PES DARUL FALAH

SELAYANG PANDANG SEJARAH BERDIRINYA PON PES DARUL FALAH

SELAYANG PANDANG SEJARAH
BERDIRINYA PON PES DARUL FALAH 

Bermula pada tahun 1989 seorang santri yang Alim, pulang dari pesantren salafiyah yang berada di salah satu daerah di Jawa Timur, tepatnya didaerah Banyuwangi. Ketika Beliau mulai menetap didesa Rejo Sari ( Tulung Sari sekarang ), Beliau mulai mengamalkan ilmu – ilmu yang didapat dipesantren beliau selama kurang lebih 28 tahun. Lalu Beliau kedatangan para santri dari berbagai daerah di Jawa dan Sumatera. Setelah itu Beliau membangun sebuah tempat tinggal santri / pesantren yang Beliau beri nama Darunnajah. Karna suatu hal yang berkaitan dengan Legalitas Yayasan dari pihak Departemen Agama Pada saat itu, Kemudian di ganti nama Darul Falah diantara para Santri tersebut, adalah santri yang berasal dari Jawa Tengah dan dari Cahya maju .
Seiring Berjalanya Waktu sampai sekarang ini Darul Falah masih tetap Exsis dan berdiri kokoh di bawah naungan  Romo Kh. M. Nur Fuadi dan keluarga.
           Keadaan Santri pada saat ini 660 Santri  dan 70 dewan guru dan terdiri dari 299 Santri Putra dan 361 Santri Putri, keadaan Alumni / Keluaran Pondok Pesantren berjumlah 3200 Keadaan Bangunan dua lokal, 1 gedung madrasah, jumlah kamar Santri putra sebanyak 32 kamar dan 2 mushola sedangkan Santri putri terdiri dari 5 Asrama Jumlah Kamar : 40 kamar.
Gedung Madrasah Diniyah panjang 54 x 9 berlantai 2 berjumlah 8 kelas.
Infetaris Kantor berukuran  8 x 8 ...... berlantai 2 dan Koprasi putra dan putri
Sumber dana di Himpun dari Para santri dan semua pihak yang sifatnya tidak mengikat.
Demikian sekilas laporan sejarah Berdirinya Pondok pesantren Darul Falah yang dapat kami sampaikan, saya berharap pemegang Otoritas untuk memberikan suport baik moral maupun material.

  Abdul hadi al qudsy


 

Hukum Adzan Duet

bagaimana hukum adzan yang dilakukan oleh dua orang secara bergantian atau duet seperti dalam vidio dilink ini https://web.facebook.co...