Senin, 01 Mei 2017

RINGKASAN ILMU FAROIDH

مختصار
المَوَارِيْثِ







RINGKASAN ILMU FAROIDH
 Cara Dasar Singkat dan Mudah Memahami
Pembagian Warisan






PP. Assalafiyyah Mlangi Nogotirto
Sleman Yogyakarta 55292
2008



RINGKASAN ILMU FAROIDH
 Cara Dasar Singkat dan Mudah Memahami
Pembagian Warisan

  1. Pendahuluan
علم الفرائض : ilmu untuk mengetahui para warits dan angka-angka dari harta peninggalan mayit yang menjadi hak bagi tiap-tiap ahli warits
Obyek ilmu ini (موضوعه) : harta tirkah/peningglan mayit
Sifat khususnya : ilmu ini akan lenyap lebih dahulu menurut hadits nabi يا أبا هريرة   تعلموا الفرائض  وعلموه فإنه نصف العلم وإنه ينسى وهو أول ما ينزع من أمتي (HR. Hakim dan Ibnu Majah). Menurut sebagian ulama, hal itu terjadi karena :
1.      Ilmu ini dianggap rumit dan banyak kaitan antara masalah-masalah yang ada di dalamnya sampai lekas-lekas dilupakan
2.      Akhir-akhir ini umat islam sendiri mulai banyak yang tidak menggunakan hukum faroidh dalam membagi harta peninggalan, tetapi memakai hukum kekeluargaan, sehingga realitas inilah yang mempengaruhi jarangnya orang yang mempelajari ilmu faroidh.

Orang yang paling mahir pertama kali dalam ilmu faroidh : shohabat Zaid bin Tsabit berdasar hadits nabi أرحم   أمتي  أبو بكر واشدهم في دين الله عمر واصدقهم حياء عثمان وافرضهم زيد واقرؤوا أبي واعلمهم بالحلال والحرام معاذ (HR. Baihaqi)
Hal-hal yang harus dan wajib dilaksanakan lebih dahulu secara berturut-turut sebelum harta peninggalan dibagi :
1.                        Hak yang berhubungan dengan harta peninggalan, seperti zakat, jinayah, rohn, hutang dan tanggungan mayit lainnya.
2.                        Biaya pemeliharaan mayit
3.                        Wasiat mayit
Rukun pembagian harta warisan :
1.                        الوارث : orang yang menerima harta peninggalan mayit
2.                        المورِث : orang yang diwaris harta peninggalannya
3.                        الموروث : harta peninggalan yang diwaris ( تركة ,إرث, تراث , ميراث)
Syarat-syarat pembagian tirkah :
1.                        Harus jelas kedudukan dan nisbat ahli waris itu dari mayit.
2.                        Harus jelas matinya mayit yang diwaris
3.                        Harus jelas hidupnya pewaris sesudah matinya mayit yang diwaris.
الوارث : keluarga mayit yang telah disepakati para ulama dalam kedudukan mereka sebagai orang yang berhak menerima warisan.
ذوى الأرحام : keluarga mayit yang tidak disepakati para ulama dalam kedudukan mereka sebagai orang yang berhak menerima warisan.

  1. Sebab-sebab pewaris bisa mewarisi :
1.                        Hubungan pernikahan, karenanya isteri bisa mewarisi harta suaminya yang wafat dan sebaliknya.
2.                        Memerdekakan mayit, karenanya majikan (lk/pr) bisa mewarisi harta peninggalan budak yang telah mereka merdekakan.
3.                        Nasab, karenanya ayah atau ibu bisa mewarisi harta peninggalan anaknya yang meninggal, dan sebaliknya.

  1. Penghalang pewaris bisa mewarisi :
1.                        Menjadi budak
2.                        Menjadi pembunuh mayit
3.                        Berlainan agama

Rumus yang digunakan di sini :
ق = الشقيق , seayah-seibu (لأبوين) untuk laki-laki
قة = الشقيقة, seayah-seibu untuk (لأبوين) perempuan
ع = العصبة , menerima sisa bagian setelah pewaris yang memiliki bagian tertentu (ذوالفروض) mendapatkan bagiannya.
م = المحجوب, pewaris yang terhalang / kalingan, tidak mendapatkan bagian warisan
تورون = keturunan mayit
بيلاعان = pewaris sejenis lebih dari satu

  1. Macam-macam ahli waris
Ahli waris lelaki ada 15 orang :
  1. ابن : anak laki-laki mayit
  2. ابن الابن وان نزل : turun laki-laki mayit dari jalur laki-laki, cucu laki-laki sampai ke bawah
  3. أب : ayah mayit
  4.  جد\أب الأب وان علا : kakek mayit dari urutan ayah sampai ke atas
  5. أخ  ق : saudara laki-laki mayit seayah-seibu
  6. أخ لأب : saudara laki-laki mayit seayah
  7. أخ لأم : saudara laki-laki mayit seibu
  8. ابن الأخ  ق : anak laki-laki أخ  ق
  9. ابن الأخ لأب : anak laki-laki أخ لأب
  10. عم ق : paman mayit dari saudara ayah yang seayah-seibu
  11. عم لأب : paman mayit dari saudara ayah yang seayah
  12. ابن العم ق : anak laki-laki عم ق
  13. ابن العم لأب : anak laki-laki عم لأب
  14. زوج : suami mayit
  15. معتق : lelaki yang pernah memerdekakan mayit itu (mayit di sini asal-mulanya adalah budak)

Dari pejelasan nama-nama pewaris, jelas bahwa sebutan untuk ahli waris adalah dinisbatkan kepada si mayit, kalau dikatakan ayah, maka itu adalah ayah mayit, bila dikatakan saudara, berarti saudara mayit dan sebagainya. Gambaran ringkasnya sebagai berikut :
Ahli waris perempuan ada 10 orang :
  1. بنت : anak perempuan mayit
  2. بنت الإبن وإن نزلت : cucu perempuan dari jurusan anak laki-laki saja
  3. أم : ibu mayit
  4. جدة \أم الأم وإن علت : nenek dari jurusan ibu ke atas
  5. جدة \ أم الأب وإن علت : nenek dari jurusan ayah ke atas
  6. أخت قة : saudara perempuan mayit seayah-seibu
  7. أخت لأب : saudara perempuan mayit seayah
  8. أخت لأم : saudara perempuan mayit seibu
  9. زوجة : isteri mayit
  10. معتقة : perempuan yang pernah memerdekakan mayit itu
  1. Cara pengambilan harta warisan oleh ahli waris ada 2 :
1.                        Dengan angka yang tertentu (فروض المقدرة)
2.                        Dengan menerima sisa dari dzul furudh (عصبة)
فروض المقدرة Ada 6 angka : ½, ¼, 1/8, 1/3, 2/3, dan 1/6
عصبة Ada 3 macam :
·         عصبة بنفسه = ‘ashobah karena diri sendiri
Ada 14 orang :
11.ابن العم ق
6. أخ لأب
1. ابن
12.ابن العم لأب
7.ابن الأخ ق
2. ابن الابن
13.معتق
8. ابن الأخ لأب
3. أب
14.معتقة
9. عم ق
4. جد

10.عم لأب
5. أخ ق
·         عصبة مع الغير = ‘ashobah karena ditarik ذوالفروض
Ada 4 orang :
1.      بنت = dengan syarat kumpul ابن
2.      بنت الابن = dengan syarat kumpul  ابن الابن 
3.      أخت قة = dengan syarat kumpul أخ ق     
4.      أخت لأب = dengan syarat kumpul أخ لأب 
·         عصبة بالغير = ‘ashobah karena ditarik dzul ‘ashobah
Ada 2 orang :
1.      أخت قة = dengan syarat kumpul turun perempuan
2.      أخت لأب = dengan syarat kumpul turun perempuan


  1. Cara pengambilan warisan dan syarat-syaratnya
الوارث
الكيفية
الشرط
الابن
ع
Tanpa syarat
ابن الابن وإن نزل
م
Kumpul turun laki-laki yang lebih dekat dengan mayit

ع
Tidak محجوب
بنت
ع
Kumpul ابن

2/3
Bilangan dan tidak kumpul ابن

1/2
Seorang dan tidak kumpul ابن
بنت الابن
م
Kumpul ابن atau turun laki-laki yang lebih  dekat atau bilangan بنت tanpa ada ابن الابن وإن نزل

ع
Kumpul ابن الابن atau turun laki-laki yang lebih jauh waktu ada bilangan بنت

2/3
Bilangan dan tidak kumpul ابن الابن atau بنت

½
Seorang dan tidak kumpul ابن الابن atau بنت

1/6
Kumpul بنت satu sekalipun بنت الابن itu bilangan tanpa ada ابن atau ابن الابن
أب
ع
Tidak kumpul turun laki-laki dan menguntungkan

1/6
Kumpul turun laki-laki atau turun perempuan bila menguntungkan
جد \ أب الأب
م
Bila kumpul  أب atau جد yang lebih dekat dengan mayit

ع
Tidak kumpul turun laki-laki dan bila menguntungkan

1/6
Kumpul turun laki-laki atau turun perempuan bila menguntungkan
أم
1/6
Kumpul turun mayit atau bilangan saudara mutlak walaupun itu mahjub

1/3
Tidak kumpul turun mayit atau bilangan saudara mutlak
جدة \ أم الأم
م
Kumpul أم atau جدة yang lebih dekat dari jurusan أم

1/6
Tidak mahjub
جدة \ أم الأب
م
Kumpul أب atau  أم  atau جدة yang lebih dekat

1/6
Tidak mahjub
زوج
½
Tidak kumpul turun mayit

¼
Kumpul turun mayit
زوجة \ زوجات
¼
Tidak kumpul turun mayit

1/8
Kumpul turun mayit
أخ \ أخت لأم
م
Kumpul turun mayit atau أب atau جد

1/3
Tidak mahjub dan bilangan

1/6
Tidak mahjub dan seorang
أخ  ق
م
Kumpul turun laki-laki mayit atau أب

ع
Tidak mahjub
أخت  قة
م
Kumpul turun laki-laki mayit atau أب

ع
Tidak mahjub dan kumpul أخ  ق atau turun perempuan

½
Seorang tanpa kumpul turun atau أب atau أخ  ق

2/3
Bilangan tanpa kumpul turun atau أب atau أخ  ق
أخ لأب
م
Kumpul turun laki-laki mayit atau أب atau أخ  ق atau أخت  قة ع

ع
Tidak mahjub
أخت لأب
م
Kumpul turun laki-laki mayit atau أب atau أخ  ق atau أخت  قة ع atau أخت  قة bilangan  tanpa ada أخ لأب

ع
Kumpul أخ لأب atau turun perempuan mayit

1/6
Kumpul أخت  قة seorang sekalipun أخت لأب itu bilangan

½
Seorang tanpa أخت  قة atau أخ لأب atau turun mayit

2/3
Bilangan tanpa أخت  قة atau أخ لأب atau turun mayit
ابن الأخ  ق
م
Kumpul turun laki-laki atau أب atau جد atau أخ  ق atau أخت  قة ع atau أخ لأب atau أخت لأب ع
ابن الأخ  ق
ع
Tidak mahjub
ابن الأخ لأب
م
Kumpul turun laki-laki atau أب atau جد atau أخ  ق atau أخت  قة ع atau أخ لأب atau أخت لأب ع atau ابن الأخ  ق

ع
Tidak mahjub
عم ق
م
Kumpul turun laki-laki atau أب atau جد atau أخ  ق atau أخت  قة ع atau أخ لأب atau أخت لأب ع atau ابن الأخ  ق atau ابن الأخ لأب

ع
Tidak mahjub
عم لأب
م
Kumpul turun laki-laki atau أب atau جد atau أخ  ق atau أخت  قة ع atau أخ لأب atau أخت لأب ع atau ابن الأخ  ق atau ابن الأخ لأب atau عم ق

ع
Tidak mahjub
ابن العم ق
م
Kumpul turun laki-laki atau أب atau جد atau أخ  ق atau أخت  قة ع atau أخ لأب atau أخت لأب ع atau ابن الأخ  ق atau ابن الأخ لأب atau عم ق atau عم لأب

ع
Tidak mahjub
ابن العم لأب
م
Kumpul turun laki-laki atau أب atau جد atau أخ  ق atau أخت  قة ع atau أخ لأب atau أخت لأب ع atau ابن الأخ  ق atau ابن الأخ لأب atau عم ق atau عم لأب atau ابن العم ق

ع
Tidak mahjub

  1. Cara mengerjakan masalah :
1.Tulislah seluruh ahli waris yang ada lebih dahulu
2.Berilah tanda كيفية menurut petunjuk di atas, dan perhatikanlah lebih dahulu yang محجوب, kemudian عصبة terus ذوالفروض, kecuali kalau ada petunjuk yang lain, seperti dalam masalah مشاركة dan lainnya.
3.Carilah angka yang terkecil yang mungkin terbagi oleh angka-angka فروض المقدرة (KPK, kelipatan persekutuan terkecil) yang ada di situ sebagai angka أصل المسئلة atau pokok angka masalah.
Contoh :

أم                جدة                    عم ق                  أخ  ق

زوج             بنت       ابن الابن   أخت  قة  أخ لأم

زوجة            أخت قة   أخ لأم     أخ لأب    عم ق

Bila di dalam masalah tak terdapat فروض المقدرة maka bilangan عصبة itu saja yang dijadikan angka أصل المسئلة , contohnya :

أخ  ق                  أخت  قة              عم لأب               أخت لأب

ابن                    أخ لأم                 عم ق                  أخ  ق

            Dalam membagi hasil pada satu jenis/kelompok ahli waris, harus kita perhatikan ayat : للذكر مثل حظ الأنثيين artinya bagi yang laki-laki harus kita beri dua kali lipat bagian, daripada bagian perempuan, kecuali pada jenis /kelompok saudara لأم ayat ini tidak berlaku.  Contoh :

أخ  ق      أخت  قة  أم                      ابن        بنت       زوج

            Dalam masalah-masalah tertentu, cara mengerjakan masalah, bisa tidak seperti keterangan di atas, misal pada masalah غروين , أكدرية dan sebagainya, karena masalah ini ada caranya tersendiri.

  1. Masalah انكسار
Bila terjadi sekelompok ahli waris hasilnya tidak terbagi kecuali dengan hasil pecahan, maka hasil itu harus dibesarkan dengan cara mengalikan angka itu sampai mungkin dibagi dalam kelompok itu, dengan hasil angka utuh/bulat. Cara mengerjakannya :
1.      Carilah angka perkalian untuk membesarkan angka hasil yang tak terbagi itu, menurut ukuran yang paling kecil
2.      Kalikanlah angka أصل المسئلة itu dengan angka perkalian di atas itu
Contoh :

بنت       زوج       أخت  قة                          زوجة                  أخ  ق


بنت الابن            أخت   قة أخت لأم              أم          بنت


Bila انكسار demikian itu terjadi dalam beberapa kelompok ahli waris, maka mengerjakannya :
1.      carilah angka perkalian tiap-tiap angka hasil kelompok itu
2.      carilah angka paling kecil yang mungkin terbagi oleh angka perkalian tiap-tiap kelompok yang terdapat pada nomor 1
3.      kalikanlah angka asal masalah itu dengan angka yang dicari di nomor 2 itu. Contoh :


عم ق                  أخت  قة              زوجة


جدة                    أخت لأم              عم ق



  1. Masalah الردّ
Bila setelah pengambilan فروض المقدرة, angka pokok masalah masih ada kelebihan, maka kelebihan tersebut harus diberikan kepada ahli waris yang mengambil dengan عصبة, bila tidak ada, maka harus diserahkan ke بيت المال (kas negara adil), Bila tidak ada berikanlah kembali kepada ahli waris yang mengambil dengan فروض المقدرة selain زوج dan زوجة, karena  علة الردّ ini kerabat mayit, sedang زوج dan زوجة itu bukanlah kerabat mayit. Mereka mendapatkan warisan itu karena hubungan nikah. Cara mengerjakan masalah الردّ :
  1. pendapatan tiap-tiap ahli waris yang akan diberi tambahan itu harus dikumpulkan lebih dahulu (dijumlah)
  2. pendapatan masing-masing yang akan menerima tambahan itu kemudian diukur dengan jumlah tersebut sampai seberapa ukuran itu, setengahkah atau seperempat atau seterusnya.
  3. dengan ukuran itu mereka mendapatkan tambahan dari kelebihan tersebut
  4. bila kelebihan itu terbagi dengan angka ukuran itu, maka besarkanlah angka kelebihan itu, dengan cara mengalikan serta dengan hasil yang sangat kecil yang sekira mungkin terbagi oleh angka ukuran tersebut.
  5. setelah selesai bila mungkin, maka perkecillah kembali angka masalah itu (ترجع بالإختصار)
Contoh :
زوجة                  جدة                    أخ لأم





زوجة                  جدة                    أخت لأم








Bila pada suatu masalah terjadi الردّ sekaligus انكسار, maka kerjakanlah dahulu الردّ kemudian baru انكسار, terus اختصار bila memungkinkan. Contoh :
  
زوجة                  جدة                    أخ لأم











  1. Masalah العول
Bila terjadi hasil pekerjaan itu العول (meningkat dari angka asal masalah), maka yang digunakan untuk membagi harta tirkah ialah angka العول itu. Contoh :

زوج                   أخت قة               أخ لأم                 أم



Di dalam contoh ini angka yang kita gunakan itu untuk dasar membagi harta tirkah ialah angka عول 9
Angka-angka asal masalah yang memang tersusun dari فروض المقدرة itu hanya terdapat tujuh angka, yaitu 2, 3, 4, 6, 8,12, 24. Diantara angka-angka asal  masalah itu yang bisa عول adalah hanya 6,12, 24.
Angka 6 bisa عول sampai 7, 8, 9, 10 seperti contoh di atas dan contoh di bawah ini :
زوج                   أخت قة               أخ لأم

Angka 12 bisa عول sampai 13,15,17 dan adanya hanya ganjil, contoh :

زوجة                  أم                      أخت قة               أخت لأب             أخ لأب

Angka 24 bisa عول hanya satu kali yakni sampai 27, contoh :

زوجة                  بنت                   جد                     أم


  1. Masalah الغروين

زوج       أم          أب                                 زوجة      أم          أب

Dua  masalah di atas inilah yang disebut masalah غروين. Disebut غروين karena keistimewaannya. Di antara keistimewaannya adalah أم di sini mengambil sisa pengambilan زوج atau زوجة , dan ternyata hasilnya baik sekali, dimana  أم mendapatkan setengah dari pendapatan أب sehingga cocok dengan ayat للذكر مثل حظ الأنثيين

  1. Masalah المشاركة

زوج                   أم                      أخ / أخت لأم                     أخ ق



Masalah di atas inilah yang disebut masalah مشاركة, karena أخ ق musyarokah (menggabungkan diri dengan  أخ / أخت لأم dalam pengambilan 1/3 dengan alasan tunggal ibu, sebab أخ ق bila tetap pada kedudukan semula, mengambil عصبة (sisa), maka pasti tidak mendapatkan apa-apa karena kehabisan.

  1. Masalah    الأكدرية
زوج                   أم                      جد                     أخت قة / لأب

Di atas inilah masalah أكدرية. أخت لغير أم dalam masalah ini mengambil 1/2 , karena itu masalah ini menjadi عول sampai 9, dan ternyata perbedaan antara pendapatan جد dan أخت لغير أم itu sangat menyolok dan menurut ukuran جد dan أخت لغير أم  itu setidak-tidaknya adalah sama, untuk itu angka saham (bagian) جد dan أخت لغيرأم    harus dikumpulkan, kemudian dibagi kembali dengan مقاسمة (bagi rata) serta memakai ayat للذكر مثل حظّ الأنثيين dan akhirnya menjadi انكسار
Masalah ini sebenarnya termasuk masalah اجتماع الاخوة والجد tetati karena bentuk dan sifatnya yang khusus itu, terpaksa diterangkan tersendiri. Jadi bentuk dan susunan ahli warisnya harus seperti itu. Sifat yang khusus ialah جد dan أخت لغير أم mengambil sendiri-sendiri menurut فرض-nya, kemudian hasilnya dikumpulkan, baru dibagi kembali seperti keterangan di atas.

  1. Masalah الجدة
الجدة ada 4 macam :
  1. الجدة yang  melulu dari jurusaan أم saja seperti أم أم الأم dan seterusnya
  2.  الجدة yang melulu dari jurusan أب seperti أم أب الأب dan seterusnya
  3.  الجدة yang dari jurusan أم kemudian أب seperti أم أم الأب dan seterusnya
  4. الجدة الفاسدة yaitu جدة dari jurusan أب kemudian أم seperti أم أب الأم dan أم أب أب الأم  dan seterusnya

Bila جدة kumpul sampai  banyak, dan ternyata semua bisa mengambil bagian dari harta tirkah, maka itu kebanyakan pasti dari jalur أم kemudian أب. Bila terdapat dari  jurusan lain maka pasti hanya satu dua saja, satu dari jurusan أم saja dan satu dari jurusan أب saja
Di bawah ada contoh perkiraan kumpulan جدة yang banyak itu, yang bisa mengambil bagian semua. Tetapi kira-kira tidak perlu dibuat terlalu banyak, cukup membuat sepuluh jaddah saja. Dengan contoh ini kiranya sudah bisa digunakan untuk tuntunan selanjutnya.





















  1. Masalah المناسخة
Masalah ini timbul karena sebelum mayit pertama bisa diselesaikan masalahnya, salah satu dari ahli warits ada yang meninggal dunia lagi, sehingga masalahnya menjadi dobel dan berkaitan. Karenanya tidak bisa lepas bahwa angka yang akan dibagi pada masalah mayit kedua tersebut pasti menyangkut angka dari hasil mayit pertama itu. Cara penyelesaianya :
1.      kerjakanlah dahulu masalah masing-masing mayit sampai selesai
2.      angka hasil mayit kedua yang didapat dari pembagian masalah pertama itu bagikanlah ke dalam masalah mayit kedua, bila mungkin
3.      bila angka hasil mayit kedua tidak terbagi, maka besarkan angka itu sampai mungkin terbagi dalam masalah mayit kedua itu, dengan hasil yang sekecil-kecilnya. Perhatikan contoh di bawah :

زوج       أخت لأم  أم         ثم ماتت الأم عن

                                                بنت       أخت قة

جدة        أخت قة   بنت         ثم ماتت البنت عن

                                                زوج       بنت الابن            بنت       أخت قة


  1. Masalah الحجب
Terhalang/kalingan(حجاب)    itu ada 2 macam :
  1. حجب الحرمان : terhalang total
Ada 3 macam :
    1. Karena ada مانع الارث seperti menjadi pembunuh mayit, berlainan agama dan menjadi budak
    2. Karena استغراق , kehabisan angka
    3. Karena بالشخص , ada waris yang lebih kuat dan lebih dekat dengan mayit
  1. حجب النقصان : terhalang sebagian, sehingga pendapatannya berkurang.
Ada 7 macam :
1.      berkurang dari فرض yang hasilnya lebih besar, menjadi فرض yang hasilnya lebih kecil. Seperti ½ menjadi ¼ bagi زوج, 1/3 mejadi 1/6 bagi أم, waktu keduanya kumpul turun mayit.
2.      berkurang dari عصبة yang hasilnya lebih besar menjadi عصبة yang hasilnya lebih kecil, seperti أخت قة dari عصبة dengan turun perempuan menjadi عصبة dengan أخ  ق
3.      berkurang dari فرض yang hasilnya lebih besar menjadi عصبة yang lebih kecil seperti بنت dari ½ menjadi عصبة
4.      berkurang dari عصبة yang hasilnya lebih besar menjadi فرض yang hasilnya lebih kecil, seperti أب dari عصبة menjadi فرض 1/6 yang hasilnya lebih kecil waktu kumpul turun laki-laki
5.      berkurang karena desakan dalam kelompok عصبة seperti banyaknya ابن atau أخ  ق
6.      berkurang karena desakan dalam kelompok فرض, seperti banyaknya bilangan بنت di dalam 2/3
7.      berkurang karena desakan di dalam masalah عول, seperti hasil dari angka pokok 6 menjadi dari angka عول 8 atau 9

Ahli waris yang telah محجوب بالحرمان itu semua tidak bisa mempengaruhi waris lain kecuali :
  1. bilangan saudara mayit mutlak, terhadap أم dari 1/3 menjadi 1/6 contoh :

جد         أم          زوجة                  أخت لأم  جد         أم          زوجة

  1. saudara لغير أم terhadap جد, contoh :

زوج       جد         أخ  ق                  زوج       جد         أخ  ق      أخ لأب


أب dan جد mempunyai tiga cara pengambilan :
    1. Dengan فرض المقدرة 1/6 ialah waktu kumpul turun laki-laki, seperti contoh :

زوجة      ابن        جد                     زوج       ابن        أب

    1. Dengan عصبة yakni waktu tidak ada turun mayit, kecuali pada masalah اجتماع الاخوة لغير أم والجد Contohnya :

زوجة      أم          جد                     أخ  ق      أم          أب

    1. Dengan فرض atau عصبة, mana yang lebih menguntungkan, yakni kumpul turun perempuan, seperti contoh :

بنت       زوج       أب \ جد              بنت       أم          زوج       أب \ جد

Bila ahli waris arahnya dari mayit tidak hanya dari satu arah saja, maka mereka itu bila mengambil hanya bisa dari satu arah saja yang paling kuat dan menguntungkan.

  1. Masalah اجتماع الاخوة لغير أم والجد
Bila جد kumpul dengan اخوة لغير أم dan tidak ada waris lain yang mengambil dengan فرض, maka جد bisa mengambil dengan خير الأمرين, salah satu yang lebih menguntungkan جد, yaitu :
1.      dengan bagi rata (مقاسمة), contoh :
جد         أخ  ق      أخت  قة

2.      sepertiga asal masalah (ثلث الجميع), contoh :
جد                     أخ لأب



Bila dalam masalah ini terdapat ذوالفرض, maka جد bisa mengambil dengan salah satu dari 3 cara yang lebih menguntungkan (خير الأمور الثلاثة) yaitu :
  1. dengan 1/6,  seperti :
زوج       أم          جد         أخ  ق


  1. dengan مقاسمة, seperti :
زوج       جد         أخ  لأب
  1. dengan  ثلث الباقي, 1/3 dari sisa pengambilan ذوالفرض , contoh :

زوجة                  جد                     أخ  ق

  1. Masalah العد (bilangan saudara)
Di waktu اخوة-ق kumpul dengan جد, اخوة-ق bisa menarik/menghitung اخوة لأب, sekalipun اخوة لأب itu محجوب, demi menghadapi جد. Karena seluruh اخوة لغير أم itu semuanya ada pengaruhnya bagi جد, sekalipun mereka itu محجوب, ada ذوالفرض atau tidak, dan setelah جد mengambil angka, demi keuntungan اخوة ق, maka اخوة لأب harus dilepaskan/dimahjubkan kembali. Contoh :

جد         أخ  ق      أخت لأب             جد         أخ ق       أخ لأب

زوج       جد         أخ  ق      أخت لأب             أم          جد         أخ  ق      أخت لأب


Bila اخوة لغير أم itu terdiri dari ذوالفرض, maka harus mengambil dengan فرض, seperti أخت  قة dan أخت لأب, masing-masing mengambil ½ dan 1/6. tetapi kalau أخت قة sampai bilangan, maka أخت قة mengambil 2/3, sedang أخت لأب mahjub. Dan angka yang harus diberikan kepadanya itu hanya sekedar menunggu sisa dari جد dan lainnya bila ada, sekalipun اخوة لغير أم itu mengambil dengan فرض, seperti :
زوج       أم          جد         أخت  قة  أخت لأب

زوج       جدة        جد         أخت  قة  أخت لأب



  1. Masalah الحنثى
Bila pada masalah terdapat ahli waris حنثى مشكل/wandu, maka cara mengerjakannya sebagai berikut :
1.                        kerjakan tiap-tiap masalah sampai selesai, menurut perkiraan laki-laki/perempuannya
2.                        carilah angka yang paling kecil sebagai angka masalah جامعة yang bisa dibagi dalam masalah kesatu maupun kedua.
3.                        berikanlah angka masalah جامعة itu kepada seluruh ahli waris, termasuk حنثى itu, dengan pemberian hasil dari perkiraan itu semua yang paling kecil, agar nantinya terdapat sisa yang bisa ditangguhkan (موقوف), sampai حنثى itu jelas jenis kelaminnnya, laki-laki atau perempuan
4.                        setelah jelas, laki-laki atau perempuan, maka berikanlah sisa itu sebagi tambahan bagi ahli waris yang jelas masih kurang bagiannya. Contoh :

زوج       ولد حنثى أب
تقدير الذكور :

تقدير الاناث :
زوجة      ولد الابن حنثى      بنت       أخت  قة
تقدير الذكور :

تقدير الاناث :


  1. Masalah الحامل
Bila dalam masalah terdapat ahli waris yang masih di dalam kandungan, maka kerjakanlah masalah itu sebagaimana berikut caranya :
  1. kerjakanlah tiap-tiap masalah itu sampai selesai, menurut perkiraan laki-laki atau perempuan, kembar atau tidak dan sebagainya.
  2. carilah angka yang paling kecil, sebagai angka masalah jamingah yang bisa dibagi dalam masalah-masalah perkiraan tersebut.
  3. berikanlah angka masalah jamingah itu kepada seluruh waris, termasuk kandungan itu, dengan pemberian hasil dari perkiraan tersebut yang paling kecil, agar ada sisa yang bisa ditangguhkan (موقوف), sampai kandungan itu lahir dan jelas laki-laki atau perempuannya dsb.
  4. berikanlah sisa itu sebagai tambahan bagi ahli waris yang jelas masih kurang bagiannya, setelah kandungan itu lahir dengan jelas.

أم          زوجة      حمل الزوجة                        أخت  قة
تقدير الابن :



تقدير البنت :


أم          زوجة      حمل الزوجة                        أخت  قة
تقدير البنتين :


تقدير الابنين :



  1. Masalah ذوى الأرحام
ذوى الأرحام adalah tiap-tiap ahli mayit yang tidak mendapatkan persepakatan para ulama dalam kedudukan mereka sebagai orang yang berhak menerima warisan dari mayit.
Berdasarkan jalur, Ada 4 macam ذوى الأرحام  :
  1. berkategori بنوة
adalah ذوى الأرحام yang jalur dan arahnya dari mayit, lewat turun mayit, seperti ابن البنت, بنت بنت الابن, بنت ابن البنت ke bawah
  1. berkategori جدودة
adalah ذوى الأرحام yang jalur dan arahnya dari mayit lewat جد atau جدة, seperti جد atau جدة yang فاسد/rusak, أب الأم, أب أم الأم, أب أم الأب ke atas, أم أم الأم, أم أم أب الأم ke atas
  1. berkategori أخوة
adalah ذوى الأرحام yang jalur dan arahnya dari mayit lewat إخوة, seperti أولدالأخوات mutlak, بنات الاخوة mutlak, ابن الأخت قة \ لأب \ لأم, بنت الأخت قة \ لأب \ لأم, بنت الأخ ق \ لأب \ لأم, ke atas.
  1. berkategori أبوة atau أموة
adalah ذوى الأرحام yang jalur dan arahnya dari mayit lewat أب atau أم, seperti عمة, ابن العمة, بنت العمة, بنت العم, ابن بنت العم, خال atau خالة, secara mutlak semuanya, walaupun saling berjauhan, termasuk juga anak-anak mereka ke bawah.

Maksud “berkategori” disini, kedudukan ذوى الأرحام dalam mengambil tirkah, itu menggantikan kedudukan ahli waris yang mereka ganti  dari jalur tersebut. Misal berkategori أخوة itu artinya mereka itu menggantikan kedudukan إخوة.
Dzul arkham selama masih ada waris selain زوج atau زوجة, tetap tidak dapat mengambil tirkah mayit, sehingga setelah jelas tidak ada ahli waris satupun, maka ذوى الأرحام bisa mengambil seluruh tirkah mayit, tetapi kalau masih ada dan mereka itu terdiri dari زوج atau زوجة, maka ذوى الأرحام masih bisa mengambil, namun hanya dari sisa pengambilan زوج atau زوجة tersebut. Contoh :

            زوج       بنت الأخ  ق                      بنت الأخت قة
منزلة :     زوج       أخ  ق                  أخت  قة


Bila ذوى الأرحام hanya seorang, maka tidak terdapat perbedaan pendapat antara para ulama, bahwa tirkah mayit bisa dimiliki semua oleh seorang ذوى الأرحام itu.
Tetapi bila ذوى الأرحام sampai beberapa orang, maka dalam pengambilannya, para ulama berselisih pendapat, hingga muncul 3 madzhab :
  1. مذهب أهل الرحم
Ialah cara pengambilan ذوى الأرحام dimana tidak ada perbedaan antara yang dekat dengan yang jauh, antara yang lelaki dan perempuan.
  1. مذهب أهل القرابة
Ialah madzhab Hanafiyah, yakni cara pengambilan ذوى الأرحام dimana yang bisa mengambil hanya yang lebih dekat dengan mayit, jadi ذوى الأرحام golongan pertama bisa menghalangi golongan kedua, yang kedua bisa menghalangi golongan yang ketiga, seperti urutan di atas.
  1. مذهب أهل التنزيل
Ialah cara pengambilan ذوى الأرحام hanya dengan menggantikan kedudukan ahli warits yang menjadi jalurnya. Dalam hal ini tanpa melupakan kategori dan soal حجاب. Jadi bila ذوى الأرحام terdiri dari satu arah, maka ذوى الأرحام yang dekat bisa menghalangi ذوى الأرحام yang jauh. Misal :

            بنت بنت الابن      بنت بنت  البنت
منزلة  :          بنت الابن                                       بنت

Karena yang pertama, satu tingkat saja sudah sampai waris yaitu بنت الابن, lain halnya yang kedua baru sampai ahli waris yakni البنت, setelah melalui dua tingkat.
ذوى الأرحام yang jalurnya محجوب, itu juga ikut محجوب, misal :

            عمة قة     بنت البنت                       ابن الأخ  لأم
منزلة :           أب             بنت                                أخ لأم

Jadi عمة قة menggantikan kedudukan أب, بنت البنت menggantikan بنت, ابن الأخ  لأم menggantikan أخ لأم, yang محجوب karena ada أب.
Madzhab ahlu tanzil ini madzhab imam Ahmad bin Hambal, yang oleh imam Syafi’i dianggap sebagai madzhab yang paling baik dan ashoh. Sehingga madzhab inilah yang digunakan disini sebagai pedoman pengambilan dzawil arkaham.

Cara mengerjakan masalah dzawil arkham/cara pengambilan dzawil arkham :
  1. Harus diperhatikan dahulu, dzawil arkahm itu satu orang atau lebih dari seorang (bilangan).
  2. bila hanya seorang, maka dzawil arkham itu bisa mengambil seluruh harta tirkah mayit. Misal bintu kholah saja :
  3. bila bilangan, maka perlu diperhatikan, dari satu arah atau beberapa arah.
  4. bila dari satu arah, maka cara pengambilannya harus ahli waris yang menjadi jalurnya yang kedudukannya digantikan dzawil arkham Itu kita kira-kirakan yang mati, dan dzul arkham itu waritsnya. Seperti :

عمة قة                 عمة لأب              عمة لأم              
تقديرة :           أخت قة                         أخت لأب                               أخت لأم


Maka ternyata semuanya itu nisbat dari أب menjadi أخت قة, أخت لأب, أخت لأم
  1. Bila dari beberapa arah, maka cara mengerjakannya harus memakai kaifiyah warits yang menjadi jalur yang diganti kedudukannya itu. Misal :

            ابن البنت ابن الأخت لأم       خال ق                 بنت العم لأب
منزلة :         بنت        أخت لأم              أم                      عم لأب

  1. Bila di dalam masalah seperti di atas ini, ذوى الأرحام dengan jalurnya itu berkelompok, maka pembagian hasil dalam kelompok itu harus memakai كيفية yang berdasarkan tingkatan kelompok ذوى الأرحام itu dinisbat dari jalurnya. Seperti :

     ابن البنت  خال ق     خالة قة    بنت الأخ  ق                      ابن الأخت قة
منزلة :    بنت                      أم                         أخ ق                        أخت قة

تقدير :                أخ ق       أخت قة      أخ ق                         أخت قة

Dan pembagian hasil dalam kelompok أولد الأخ لأم dan أولد الأخت لأام, tidak berlaku للذكر مثل حظّ الأنثيين
Contoh :
ابن الأخ لأم                      بنت الأخت لأم                  بنت الأخ ق
أخ لأم                       أخت لأم                                              أخ ق
Di dalam masalah-masalah selanjutnya seperti غروين, أكدرية, مشركة dll, bila terdapat dalam masalah ذوى الأرحام, maka cukup kita kerjakan berdasarkan petunjuk nomor 5 dan nomor 6 dari keterangan cara pengambilan di atas. Seperti :

زوج                   عمة قة                 خال
زوج                      أب                     أم


اللهمّ اجعل هذا خالصا لوجهك الكريم
واعصمني وقارئه من الشيطان الرجيم
وأسئلك النفع به ولوالديّ ولمشايخنا ولجميع المسلمين والمسلمات
فى الدين والدنيا والآخرة وصلّى الله على سيّدنا محمّد وعلى آله وصحبه أجمعين
آمين يا ربا العالمين


الكاتب ابن الابن لمحمّد رضوان جلاجاف
بعيد مارس  2008
:: adjaz arridhwaniy::




1 komentar:

Hukum Adzan Duet

bagaimana hukum adzan yang dilakukan oleh dua orang secara bergantian atau duet seperti dalam vidio dilink ini https://web.facebook.co...